Buddha Jumps Over the Wall: Sup Mewah dari Masakan Cina Fujian

Masakan Cina selalu dikenal dengan kekayaan rasa, teknik memasak, dan penggunaan bahan berkualitas tinggi. Salah satu hidangan paling terkenal dari provinsi Fujian adalah Buddha Jumps Over the Wall. Sup ini tidak hanya populer karena rasa yang lezat, tetapi juga karena sejarah, filosofi, dan kemewahannya. Dengan kombinasi bahan eksotis, aroma menggugah, dan teknik memasak yang rumit, Buddha Jumps Over the Wall menjadi simbol keanggunan kuliner Cina.
Asal-Usul dan Sejarah
Buddha Jumps Over the Wall, atau dalam bahasa Mandarin disebut Fotiaoqiang, berasal dari provinsi Fujian di Tiongkok. Nama unik hidangan ini berasal dari cerita legendaris bahwa aroma supnya begitu menggoda sehingga bahkan seorang biksu Buddha, yang biasanya menghindari makanan daging, rela “melompati tembok” untuk mencicipinya. Cerita ini mencerminkan reputasi sup yang kaya rasa dan aroma menggugah.
Hidangan ini muncul pada awal abad ke-20 dan awalnya disajikan di kalangan bangsawan dan keluarga kaya karena bahan-bahan yang mahal dan sulit didapat. Seiring slot bonus waktu, hidangan ini menjadi simbol kemewahan dalam masakan Cina dan sering disajikan pada acara-acara khusus, pernikahan, dan festival.
Bahan-Bahan Unggulan
Rahasia kelezatan Buddha Jumps Over the Wall terletak pada kombinasi bahan eksotis dan berkualitas tinggi. Beberapa bahan utama yang sering digunakan meliputi:
- Shark fin (sirip hiu): Memberikan tekstur kenyal yang khas (meski saat ini banyak versi menggunakan alternatif lestari).
- Abalone: Kerang mewah yang lembut dan gurih.
- Sea cucumber (teripang): Tekstur kenyal dan kaya protein.
- Jamur shiitake dan jamur liar: Memberikan aroma dan rasa umami.
- Ayam, bebek, dan daging babi muda: Menambah rasa gurih dan kaya kaldu.
- Jinhua ham atau ham khas Cina: Memberikan aroma yang khas dan gurih.
- Kaldu ayam atau babi: Sebagai dasar sup yang kaya rasa.
Bahan-bahan ini dimasak bersama dalam panci tanah liat atau keramik berkualitas tinggi untuk mempertahankan aroma dan rasa alami setiap bahan.
Teknik Memasak
Memasak Buddha Jumps Over the Wall membutuhkan ketelitian dan waktu yang cukup lama. Teknik memasaknya biasanya meliputi:
- Persiapan Bahan: Semua bahan dibersihkan, dipotong, dan direndam sesuai kebutuhan. Misalnya, teripang direndam beberapa jam hingga mengembang.
- Kaldu Awal: Kaldu ayam, babi, atau kombinasi keduanya direbus perlahan untuk menghasilkan rasa gurih yang mendalam.
- Menggabungkan Bahan: Bahan-bahan daging dan seafood dimasukkan ke dalam panci tanah liat bersama bumbu seperti jahe, bawang putih, dan rempah khas Fujian.
- Memasak Perlahan (Slow Cooking): Sup dimasak dengan api kecil selama beberapa jam agar semua rasa menyatu. Proses lambat ini menjaga tekstur bahan tetap lembut dan aromanya tetap kuat.
Hasil akhirnya adalah sup yang kental, kaya rasa, dan aromanya sangat menggoda, sesuai dengan namanya yang legenda.
Penyajian dan Pengalaman Kuliner
Buddha Jumps Over the Wall biasanya disajikan dalam panci tanah liat kecil atau mangkuk individual, sehingga setiap porsi tetap hangat dan aromanya terasa maksimal. Sup ini dinikmati perlahan, karena setiap bahan memiliki tekstur dan rasa yang unik.
Hidangan ini juga sering dianggap sebagai simbol status dan kemewahan, sehingga cocok untuk acara spesial. Bagi wisatawan atau pecinta kuliner, mencoba Buddha Jumps Over the Wall bukan hanya sekadar makan, tetapi juga merasakan budaya dan tradisi Fujian yang kaya akan seni kuliner.
Popularitas Saat Ini
Saat ini, Buddha Jumps Over the Wall telah hadir dalam berbagai versi modern. Beberapa restoran menggunakan bahan yang lebih mudah didapat seperti jamur, ayam, dan ikan, sementara versi asli dengan abalone dan teripang tetap menjadi hidangan premium. Sup ini tetap menjadi favorit di restoran mewah, hotel bintang lima, dan acara festival kuliner Cina.
Penutup
Buddha Jumps Over the Wall bukan sekadar sup, tetapi representasi kemewahan, tradisi, dan keahlian memasak Cina. Dengan aroma menggugah, bahan eksotis, dan rasa yang kompleks, hidangan ini berhasil memikat hati banyak orang, baik lokal maupun internasional. Bagi pecinta kuliner yang ingin merasakan sensasi autentik masakan Fujian, Buddha Jumps Over the Wall adalah pengalaman yang tidak boleh dilewatkan.
BACA JUGA: Lo Mein: Mie Goreng Cina yang Kaya Rasa dan Tradisi China